Rabu, 13 Februari 2013

Mata Rantai PPIC


PPIC atau yang sering kita sebut dengan "Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan"  adalah satu departemen yang menjembatani atara departemen Marketing dengan departemen-departemen lain seperti Produksi, R & D, Finance dan lain-lain untuk mencapai pengelolaan material secara tepat (tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat biaya) dan cepat agar semuanya tercapai dengan maximal dan optimal. 
Salah satu tugas PPIC antara lain membuat rencana produksi dengan berpedoman pada rencana sales marketing atau Print Order (PO). PPIC merupakan salah satu departemen yang sangat krusial atau penting terutama di industri farmasi. Departemen PPIC terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:


1.  Bagian perencanaan produksi (production planning)
Tugas bagian ini meliputi: (a) Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di bagian produksi berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas mesin, (b) Memonitoring realisasi jadwal yang sudah ditentukan, (c) Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan.

Perencanaan produksi disusun berdasarkan forecast (peramalan penjualan) yang dibuat oleh Bagian Pemasaran disertai dengan Rencana Anggaran Belanja Perusahaan (RABP).  Perencanaan produksi terbagi  dalam rencana produksi tahunan, yang kemudian dibagi lagi menjadi rencana produksi bulanan, mingguan dan untuk pelaksanaannya PPIC akan menurunkan rencana produksi harian (production daily report).

Dasar pertimbangan perencanaan produksi meliputi ketersediaan stok (bahan baku/bahan jadi), waktu ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, kapasitas mesin, waktu yang tersedia untuk pemeliharaan mesin maupun proses, lead time pemesanan bahan baku.


Forecasting merupakan dasar dari perencanaan perusahaan yang dibuat untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku, produk, tenaga kerja maupun kebutuhan lain sebagai respon terhadap perubahaan permintaan pasar.

ORDER /PO
Ini  merupakan tahap awal dari planning, yaitu menerima order dari Sales. Order ini bisa berupa  direct order dari customer, atau  pembuatan stock untuk buffer saat peak season. Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To Stock (MTS). Beberapa perusahaan menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan Master Planning Schedule (MPS). Schedulling ini masih belum detail, masih bersifat global dan memiliki periode yang panjang 3 – 6 bulan. Data-data di MPS sangat penting untuk memberikan informasi ke bagian produksi untuk mempersiapkan resourcesnya, dan ke bagian purchasing  untuk mempersiapkan material.
Meski masih didalam scope PPIC, beberapa perusahaan yang sudah terintegrasi sistem informasinya, memberikan tugas input arrange order ke bagian sales. Lho koq bisa…. Inilah  keunggulan penerapan sistem informasi yang integral. Purchase  order dari Customer, langsung diinput oleh sales, dan “real time” langsung masuk kedalam  Master Planning Schedulle. Bayangkan  tinggal 1 klik saja, sistem sudah melakukan arrange order secara automatis. Bagaimana melakukannya ?
Konsep dasarnya sebagai berikut. Dasar dari konsep ini, yaitu menyerahkan pekerjaan reguler pada sistem. Karena logika manusia sulit untuk mengolah informasi yang begitu banyak dan dalam waktu singkat,  sistem menggunakan logika machine, meski masih di back up dengan proses manual operator.

2. Bagian pengendalian persediaan (inventory control)
Persediaan (inventory) sangat berguna dalam suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produksi. Tugas dari bagian ini adalah: (a) Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan, dan bahan jadi agar sesuai dengan perencanaan produksi dan permintaan dari pemasaran, (b) Mengevaluasi stok dari bahan baku, kemasan dan barang jadi. Adapun Pengendalian barang Persediaan antara lain : 1) Material dan Supporting Material, 2) Work In Process (WIP), dan 3) Final Produk.

Material dan Supporting Material (M&SM). Ada dua hal yang  harus selalu diperhatikan untuk pengadaannya, yaitu; 1) M&SM  tanpa melihat order customer , 2) M&SM  berdasarkan order customer. Dengan pertimbangan minimalisir biaya pengadaan dan buffer, memiliki stock M&SM dalam batas optimum dengan beberapa metode peramalan memberikan jaminan akan kelancaran proses ( fluently production process ). Namun tidak  menutup kemungkinan adanya  emergency  order atau  order spesial sehingga menyebabkan keluarnya Bill of material (BOM) setelah kedatangan order customer atau setelah arrange order  ( master production schedulle/MPS )

Work In Process ( WIP ). Kondisi ideal, tahapan process dari satu station ke station lainnya berlangsung secara continue. Namun ada beberapa proses memerlukan pengelolaan khusus, akibatnya  produksi  terbagi kedalam beberapa divisi berdasarkan proses. Pergeseran barang ½ jadi terkadang tidak bisa sempurna  atau satu banding satu. Karena aspek kerumitan dan ongkos pengerjaan yang ekonomis, produk dari Divisi A yang menjadi bahan baku untuk proses di divisi B, terkadang  tidak  dibuat pas atau sesuai dengan order customer, mempertimbangkan aspek yang saya sebut sebelumnya, quantity yang diproduksi kadang berlebih. Inilah yang disebut WIP,  bagian PPIC bertanggung jawab penuh dalam mengendalikan  barang persediaan jenis ini. Peranan Sistem Informasi dan penerapan logic proses yang tepat dapat  menjamin pengendalian WIP. PPIC akan selalu dapat memantau  progress produksi di semua tahapan proses.

Final Product. Barang persediaan jenis ini relatif  lebih mudah dikendalikan, karena  posisinya sudah di tahap akhir, dengan manajemen ware house yang baik, pengendalian final product bisa dilakukan dengan baik. Poinnya, PPIC harus secara real time dan up to date dalam menerima informasi mengenai final product siap dikirim ke customer.


3. Penyimpanan
Bahan-bahan untuk keperluan produksi disimpan di gudang. Gudang meliputi gudang bahan baku, gudang bahan kemas dan gudang obat jadi.

1. Gudang Bahan Baku. Sistem penyimpanan bahan baku yang digunakan disusun berdasarkan bentuk sediaan, status bahan baku, dan penggolongan obat. Penyimpanan bahan baku berdasarkan bentuk sediaan dibedakan ke dalam bagian solida, semi solida, dan liquida. Penyimpanan berdasarkan status bahan baku dibedakan ke dalam status karantina, diluluskan dan ditolak. Penyimpanan berdasarkan penggolongan obat dikhususkan untuk bahan baku narkotik, psikotropik, dan prekursor. Penyimpanan bahan baku golongan ini terdapat di tempat khusus dan terkunci.
2. Gudang Bahan Kemas. Sistem penyimpanan yang digunakan dalam gudang bahan kemas berdasarkan fungsinya (etiket, insert, botol, karton, box, aluminium foil, pot, tube, cangkang kapsul). Khusus untuk penyimpanaan aluminium foil dan cangkang kapsul ditempatkan pada ruang khusus yang memiiliki AC/Air Conditioner (15 derajat Celcius).
3. Gudang obat jadi. Sistem penyimpanan yang digunakan dalam gudang obat jadi disusun berdasarkan alfabet dan bentuk sediaan.


3 Tips dasar bagi   PPIC Leader ( Chief atau Manager level ) agar sukses dalam industri manufacture  

1. Memahami seluruh prosedure operasional terkait dengan produksi, inventory, logistic, marketing. Tidak hanya tekstual, tetapi kondisi actual wajib untuk dipahami. Knowledge ini akan sangat berguna dalam menganalisa permasalahan yang melibatkan beberapa bagian. Pemahaman mutlak akan prosedure  menjamin rasa hormat personel dari bagian lain.

2. Memahami proses produksi dengan aktual & detail. Jika anda berfikir, bisa memahaminya dengan hanya mempelajari flowchart, Instruksi kerja, SOP, dll. Ini masih sangat kurang, Pemahaman anda sebagai orang PPIC harus sama baiknya dengan  skill & knowledge  Supervisor dan Manager Produksi bahkan lebih baik, jika PPIC berperan sebagai 'Rule Maker' .  

3. Positioning yang jelas dan tepat. PPIC bukanlah perpanjangan tangan Produksi dan Marketing. Untuk itu dengan dilandasi dua poin diatas, PPIC harus berada di posisi yang proporsional, dengan fokus pada target utama, yaitu ketepatan Delivery dan Stabilitas Capasitas Produksi.